“Kau belum pernah kesana ? Apa kau gila ? Bagaimana kita bisa
mencapai kesana bila kau bahkan tak tau arahnya ?”, jawab Trabes sedikit panic.
Mungkin sangat panic karna setelah itu Trabes tidak berbicara selama 1 hari
penuh.
Melihat Trabes mulai ketakutan Kira mulai menggodanya. “Kau
takut ‘bocah’ ?”
“Apa ? Siapa ? Aku ? Tentu tidak, aku bisa mengalahkan naga
tanpa memegangnya.”, jawab Trabes sedikit gugup. Ia sempat tidak yakin dengan
jawabannya barusan, bahkan ia tidak tau ia telah mengucapkal hal yang mustahil.
“Disana ada yang lebih menakutkan dari naga.”, goda Kira.“Aku bisa mengatasinya.”“Kau yakin ? Ada Aragog disana.”Aragog ? Trabes mulai berfikir, bukankah Aragog adalah laba laba
raksasa ? Trabes mulai ketakutan, bahkan jika Trabes menemukan seekor laba laba
sebesar 1 cm dia langsung mengitari desanya dan menangis.
“Cukup ! Mana ada aragog ditempat seperti itu ? Orang orang di
desa bilang hanya ada naga.”, bantah Trabes.
“apakah orang orang di desa konyolmu itu oernah kesana ?”“terserah.”, ini pertama kalinya Trabes malas berbicara,
ternyata ada yang lebih menyebalkan dari anjing.Biasanya anjing akan menggonggong setiap saat dan sukses besar
membuat Trabes sebal. Dan mungkin Kira 8 kali lebih “parah” dari pada anjing.
Sepertinya sudah 2 minggu semenjak Trabes pergi dari rumahnya,
dan itu berarti mereka sudah sampai di pinggiran sungai Noh, tempat dimana
banyak pedagang dan pembeli berkumpul, untuk meperjual belikan ikan segar dari
sungai yang lebarnya hampir 200 meter itu.Banyak kapal kapal yang berlabuh disana , yang kecil, yang
sederhana maupun yang mewah. Kira tampak sedang menunggu kapal yang tepat.
Trabes mengira kapal yang “ditunggu” Kira adalah kapal mewah
dengan tempat tidur dari jerami yang hangat dan makanna yang super lezat yang
hanya bisa Trabes konsumsi sekitar 1 tahun sekali.Tapi tebak apa yang Trabes naiki saat ini. Sebuah kapal rusuh
yang berlumut, dengan bolongan dimana mana, bahkan bendera untuk mengarahkan
kapal juga mulai kusut dan bolong.Entah apa yang dipikirkan Kira, tapi Kira memulai sesuatu yang
membuat Trabes hampir pingsan.
Kira mulai berkomat kamit, dan sesekali Trabes bisa mendengar
Kira mendesis, dan yang membuat Trabes terkejut adalah lumut yang tertempel di
sekitar kapal mulai memudar, dan bolong bolong di bendera dan tubuh kapal mulai
kembali “pulih”. Bahkan Kira membuat angin buatannya sendiri yang membuat kapal
berlayar maju.Trabes merasa sedikit pusing ditengah perjalanan, kata Kira
walau sungainya hanya 200 meter, tapi banyak karang karang besar yang
menghalangi , apalagi arus yang deras
membuat kapal kembali bergoyang.Itulah yang membuat Trabes muntah dua kali, dan sekarang
perutnya benar benar kosong, ayam yang tadi ia makan sudah keluar lagi, membuat
Trabes tidur selama perjalanan, 2 jam telah berlalu dan sekarang mereka sudah
sampai di desa Mort, tempat para manusia raksasa tinggal.
Kedatangan Kira ternyata disambut baik oleh orang orang disana,
walau Trabes awalnya takut berjabat tangan dengan orang orang Mort, karna
tangannya 2 kali lebih lebar dengannya. Tapi akhirnya ia harus melakukannya
karna kata Kira jika kau tidak berjabat tangan orang orang Mort, mungkin kau
akan dijadikan soup.
Juga, orang orang disana pintar memasak, walau Trabes tidak tau apa yang ia
makan, ia terus menjejalkan mulutnya dengan bayak makanan di piring besarnya.
Comments
Post a Comment
Komentar anda adalah suatu yang berharga ...