Skip to main content

Posts

Showing posts from September 28, 2012

Truth or Dare (part satunggal)

Semua pasti tau kan game ini, nah di sekolah kalo lagi boring biasanya aku main ini, dengan hukuman hukuman yang serba aneh bin ajaib. Enjoy ^^ Siang itu terasa sangat lama bagi Mark, tangannya tidak henti hentinya mengusap wajah kusamnya, mendengarkan celotehan guru sejarah yang super ember. Entah, tapi nampaknya naak anak yang lainnya sangat semangat dalam pelajaran itu. Mungkin karna ruangannya yang selalu dipenuhi oleh udara dingin dari ac yang menyala, dan difasilitasi sebuah computer dengan wifi gratis per 5 anak. Mark sama sekali tidak berminat menyalakan computer yang masih ‘tak bertuan’, ia hanya menopang dagunya dan menutup matanya, mencoba merasakan udara dingin yang berhembus tepat di atas kepalanya yang kecil. Begitu dinginnya sampai Mark menggigil, sampai seseorang menghancurkan lamunannya. “Mark, udah selesai nih, yuk kita ke bawah, maen basket, lapangannya mumpung kosong”, itu Nicky, satu satunya bocah paling hiperaktif, tapi juga kreatif yang pernah mark milik

Mobil Baru ya Pacar baru (part 3)

"Lihat apa yang telah kamu lakukan, rossie ngga jadi ke sini.", ucap Kian kesal. "Udah, aku laper, bikinin mie sana." "Kok aku?", Shane bengong, mengingat apa yang telah ia perbuat. "Ini kan salahmu ki." "Jangan sampe kita tengkar lagi, udah sono." Walau Shane merasa kesal, ia mulai bangkit dan segera menuju dapur, baru setengah perjalanan, Shane bertanya pada Kian. "Ki, mau yang rebus ato yang goreng ?" "Semuanya direbus dulu kan?" "Iya, maksud aku yang pake kuah ato yang ngga pake kuah?" "Yang pake kuah aja deh" Shane menggangguk kemudian pergi ke dapur, dilihatnya lemari kecil di atas kompor, hanya ada mie goreng. Melihat hal itu Shane langsung balik ke kamar. "Adanya yang goreng Ki.", ucap Shane dengan nada melas, kepalanya dibengkokkan sedikit. "Ya udah itu aja", jawab Kian acuh, matanya masih tertuju dengan majalah bobo milik Shane. Shane berbalik la

Mobil Baru, ya Pacar Baru (ending)

Hari ini harus udah bisa pegang stir, gumam Shane, mengingat pelajaran konyol yang diberikan Jodi kemarin. Kian seoerti biasa menyisir rambutnya serapi mungkin, dan hari ini kian menambahkan sejenis gel rambut di rambut pirangnya, pelan pelan sekali sampai mata shane mulai terkatup. “Ki, uda belom.??”, jerit Shane dari depan teras, tangannya sudah membawa helm kesayangannya. “Bellomm, dikit lagi … “, balas suara dari dalam kamar. Shane terus menunggu, dilihatnya jam kecil terlilit di tangannya, jam tiga lebih limapuluh Sembilan menit. Wah gawat, Mark dan adiknya akan meninggalkan mereka kalau mereka tidak segera berangkat. Shane menjerit sekali lagi, “Cepetannn kii!!!”, dan jawaban yang sama pun terdengar, “belom, dikit lagi.” Shane sudah tidak sabar lagi, diambilnya kunci sepeda motor di dekat kursi teras, dimasukkannya pada lubang kunci dan dinyalakannlah mesin motor, “jreeennggg….”, suaranya menggelegar, membuat Kian yang sedang berdandan terkejut. Kian langs