"Lihat apa yang telah kamu
lakukan, rossie ngga jadi ke sini.", ucap Kian kesal. "Udah, aku
laper, bikinin mie sana."
"Kok aku?", Shane bengong,
mengingat apa yang telah ia perbuat. "Ini kan salahmu ki.""Jangan sampe kita tengkar lagi,
udah sono."
Walau Shane merasa kesal, ia mulai
bangkit dan segera menuju dapur, baru setengah perjalanan, Shane bertanya pada
Kian.
"Ki, mau yang rebus ato yang
goreng ?"
"Semuanya direbus dulu kan?"
"Iya, maksud aku yang pake kuah
ato yang ngga pake kuah?"
"Yang pake kuah aja deh"
Shane menggangguk kemudian pergi ke
dapur, dilihatnya lemari kecil di atas kompor, hanya ada mie goreng. Melihat
hal itu Shane langsung balik ke kamar.
"Adanya yang goreng Ki.",
ucap Shane dengan nada melas, kepalanya dibengkokkan sedikit.
"Ya udah itu aja", jawab
Kian acuh, matanya masih tertuju dengan majalah bobo milik Shane.
Shane berbalik lagi ke dapur, di
ambilnya mie goreng dari lemari. Disiapkannya kompor berisi air dan
dinyalakannya kompor gas tersebut.
Shane lupa akan sesuatu. Biasanya kan
kalau masak mie pake telur, Kian mau ngga ya?, batin Shane.
Spontan Shane balik menuju kamar lagi.
"Ki, pake telur ngga?""Pake.""Berapa?""Satu aja."
shane kembali lagi ke dapur
meninggalkan Kian yang masih asyik membolah balikkan majalah bobo
kesayangannya.
Sesampainya disitu, dibukanya pintu
lemari es di dekat kompor. Kosong, tidak ada telur sebiji pun.
Shane menggeleng, dan dengan segera
menggampiri Kian, "Ki, telurnya abis."
"Ya udah beli aja, dodol.",
Kian mulai kesal, ditepuknya majalah bobo ke pahanya, membuat suara pukulan
terdengar nyaring di kuping Shane.
"Ish, ngambekan.", batin
Shane, dengan wajah kesal, pergi ke warung sebelah untuk membeli beberapa
telur.
Shane mendongak, "bu, beli
telur."
“eh bang Shane”, seorang anak kecil
mendongak dari jendela warung menatap penuh semangat kearah Shane, “cari siapa
bang?”
“Ibumu kemana? Abang mau beli telur
nih.”
“Mama lagi ke pasar”
“Malem malem begini? Ngapain ke
pasar?” *sementara itu
“SSSSHHHAAANNEEE!!! Fuh fuh fuh,,,
aaaaHHHHH TOLOONGGG!”, Kian menjerit seraya mengguyur segayung air dari
wastafel.
Panci air itu mulai gosong, sementara
kompornya sendiri mengeluarkan api yang ganas, sudah tidak ada waktu lagi!
Panggil pemadam kebakaran!
Kian panic, dan terus menerus
menjerit, Rossie yang mendengar teriakan Kian langsung berlari ke kamarnya.
“dasar homo, ngapain teriak
teriaaak!!!”, pekik Rossie, sambil melipat tanggannya dengan wajah kesal.
“Kebakaran Rossie!! Panggil pemadam
kebakaran!!”
Rossie dengan tenang berjalan menuju
ke kompor, diputarnya ganggang kompor hingga mati, asap dari kompor menyebar
luas sehingga Rossie terbatuk, “nah apinya sudah padam, ngga perlu pemadam
kebakaran.”
Kian bengong, tangannya yang masih
memegang gayung mulai berhenti bergetar, “eh makasih.”
“Lagian kok bisa sampe gosong begitu,
lihat tuh pancinya item banget jadinya.”
“Tau tuh si Shane, katanya lagi beli
telur, nah ini pancinya ditinggal.”
“Trus Shane kemana?” “Oh, gitu, kamu ngga papa sendirian?”
“Ngga papa bang, kan ada abang ehehe”,
gadis itu tertawa kecil, tanggannya memainkan rambutnya yang lurus dan panjang.
“eh iya, abang pulang dulu, udah
malem, kamu bobo aja sana.”
“tapi kan seru ngobrol ama abang.”
Shane menatap iba gadis cilik
dihadapannya itu, dan tiba tiba ia teringat sesuatu, “komporkuu!!!”, jeritnya.
“Eh, kenapa bang?”
“De, abang pulang dulu yah … dadaaaa”,
Shane langsung berlari menuju kost kost-annya, meninggalkan gadis cilik itu
sendiri.
“Baaaangggg!!! Dompetnya
ketinggalaaaannn!!!”, jerit gadis itu dari kejauhan, Shane tidak
mempedulikannya, ia masih berlari.
Shane sampai di kost kost-an dengan
peluh keringat mengucur di pipinya, nafasnya tersengal sengal. Rossie dan Kian
ada di sana, keduanya menatap tajam Shane, “ehehehe”, tawa Shane.
“Kamu ini ya, mau masak ditinggal
tinggal.”, ujar Rossie kesal.“Ya sorry, aku kan lupa.”, jelas Shane
singkat
“Mana telurnya?”, kata Kian cuek,
tidak mempedulikan peluh yang mengucur di pipi Shane.
“Oh iya, itu warungnya tutup.”
“Trus kamu kemana aja tadi?”
“Ada deh … “
Comments
Post a Comment
Komentar anda adalah suatu yang berharga ...