Bagian 2 : Rencana Gila!
Seminggu lagi Michelle berulang tahun. Betapa
senangnya Jodi saat ini, ia sudah menyiapkan kotak besar berisi boneka Doraemon
kesukaannya, dengan bunga mawar merah dan sepucuk surat berwarna pink. Jodi
tersenyum puas dengan kotak berpita lucu di depannya itu.
Besoknya, disaat semua orang bernafas lega
karna bel istirahat berbunyi, Jodi tiba tiba ditarik mundur oleh seseorang.
“Olin, apaan sih.”, jerit Jodi sambil mengusap
usap tangannya yang tadi ditarik oleh Olin.
“eh, kamu tau minggu depan hari apa? Sahabatmu
itu kan ultah tu, kita kasi kejutan yuk!”, katanya penuh semangat.
Jodi saking semangatnya sampai lompat lompat
kegirangan dan menjerit jerit, “IDE BAGUS IDE BAGUUSSS!!!”, jeritnya penuh
semangat, “tapi kejutan apa?”
“Kejutan yang original dong.”, kata Olin
sambil mengedipkan matanya ;)
“Maksudmu?”
“Ya, kita kerjain, tapi jangan sampai dia
kesakitan. Jadi gini ya … eheemm,,”, gumam Olin mengetes suaranya, “kita buat
hari itu bagai hari ‘Tanpa Michelle Sedunia’, kita anggep Michelle itu ngga
pernah ada, dia bagai hantu disini. Nah, waktu dia bener bener stress, kita
nyanyiin lagu Happy Birthday sambil bawain Kue Coklat yang ada lilinnya …
gimana?”
Jodi memegang dagunya, layaknya orang
berfikir, ia sedang membayangkan bagaimana wajah Michelle nanti saat ia diberi
kejutan seperti ini. Hmmm, sepertinya itu ide yang bagus, gumamnya.
“Aku harus kasi tau temen temen nih.”, kata
Jodi sambil memandang mata coklat Olin.
“Wah, sip deh, biar tambah seru.”, ujarnya
sambil tersenyum.
“Ok, aku kasi tau temen temen dulu ya!”
“Jangan sampai Michelle taauuu!!!”, jerit Olin
saat Jodi sudah melesat pergi menjauh darinya.
Olin hanya bisa geleng geleng kepala.
“KIIIAAAAAANNNNNN!!!!!!!”
Kian refleks mengangkat buku IPA tebalnya
tepat di depan wajahnya, menghindari serangan Jodi yang ‘ganas’, dalam hatinya
ia berkata Kalau ngefans biasa aja
kaleee.
“Ngapain kamu nutup nutupin wajahmu, ki?”,
tanya Jodi walau masih ngos ngosan.
“Takut kamu nge-fans sama aku.”, jawab Kian
dengan nada datar.
Kian yang bisa melihat mata Jodi sedang
melakukan ‘koplo’ hanya tersenyum.
“Lagian sih, kamu ngapain teriak teriak
namaku, ini di kantin bukan di lapangan.”
“Minggu depan kita, em maksud aku Olin ama aku
mau beri kejutan ultah buat Michelle, kamu ikutan ngga? Tambah banyak orang,
tambah seru juga lohh…”
Kian menyerngitkan matanya sekali, “olin?”.
Jodi menggangguk.
“Aku takut dia mau berbuat jahat sama
Michelle.”
“Jangan ngaco deh, udah tiga minggu nih dari
awal rumor itu, ngga ada perubahan sama sekali kan? Malah dia tambah kurus, so?
Ngapain dia mau buat jahat sama Michelle? Toh dia juga teman dekatku. Bahkan
dia inget ultahnya Michelle, aku udah seneng banget.”
Kian diam sejenak, mencoba menelan kata kata
yang diucapkan Jodi tadi. (Bayangin aja gimana jadinya kata kata bisa ditelen)
“Kamu yakin? Kalau begitu, I’m in!”
…
Keesokan harinya dijam yang sama, Jodi
melewati kamar mandi wanita yang sedang dikerumuni oleh sekumpulan cewek cewek
cantik disana.
“Eh, ada apa nih ngumpul ngumpul?”, tanya Jodi
yang baru saja datang.
Jessielah yang berada di tengah, dengan
sedikit kaget, ia berkata, “oh, halo Jod, ini nih, mau mikirin kejutan ultahnya
Michelle.”
“Loh, kamu ikutan juga?”
“Iya dong, ini kita semua ikutan juga.”
Jodi tersenyum lebar, dirinya tak menyangka
akan seperti ini. Hari itu pasti akan menjadi hari yang sangaaaaaat
membahagiakan. Tapi ada sedikit rasa ganjal di pikirannya. Bagaimana Olin
sangat peduli dengan Michelle? Pertanyaan itu yang membuat hari hari Jodi
resah. Berulang kali ia mencoba membuang pikiran itu.
Tapi, coba lihat lagi. Itu artinya Olin sudah
tidak membenci michelle lagi kan? Itu bagus!
Dan sejak itu, Jodi hanya menyimpan pertanyaan
itu dalam hati, membawanya saat ia bebas berimajinasi dalam tidurnya.
“Jadi ntar kamu pura puranya lagi bersihin
gudang, nah ntar kita masukin aquarium, isinya ular sungguhan. Waktu kamu lagi
mau naroh kardus ke dalem, kamu minta tolong Michelle, nah kan Michelle masuk
tuh, wajar dong ia agak risih sama ular tersebut, iya kan?”, Olin menjelaskan
idenya yang luar biasa kepada Jodi yang sedikit melamun, memegang kedua kepalanya
agar tidak terjatuh.
“Trus kamu keluar dari gudang itu, Jod.
Sementara si Michelle sibuk naroh kardusnya, kita pindahin ularnya, seolah olah
ularnya beneran lepas dari aquarium trus ….”
“Kita kasih ular tiruan yang bakalan bergerak
gerak disekitar tumpukan kardus, seolah olah ularnya ada di situ … “, Jessie
melanjutkan.
Olin menggangguk, dan segera melanjutkan
rencananya, “kita bikin dia nangis kenceng banget.”
Kian menatap Jodi bergidik, ia tidak mengerti
bagaimana Olin bisa setega itu.
“Kayaknya berlebihan banget.”, kata Kian
melas.
Olin mulai cemberut, “oh ayolah, ini hanya
trik kampungan, banyak orang orang kasi trap kaya gini, dan hasilnya baka
perfect banget!”, katanya dengan nada tinggi.
“Atau kita kasih trap kaya di film SAW ntu,
gimana?”, tambah Jessie. Jodi semakin mual mendengar rencana kedua temannya
tersebut.
“Kamu pikir kamu berani potong perutnya si
Michelle, orang lihat jarum aja udah histeris.”, Jodi meringis, mengingat
kejadian saat pelajaran menjahit khusus putri berakhir dengan kacau balau
karena Jessie dengan sukses membuat beruang kutub yang sedang berhibernasi
terbangun.
“Itu lain lagi, Jod. Kalau masalah potong
memotong, aku ahlinya.”
Sekali lagi Jodi melakukan koplo mata, membuat
Olin dan lainnya cekikian ngga jelas.
“Ok, kita kembali sama rencana awal … gimana, guys?”
“SETUJU!!!”, seru mereka semua. Dan setelah
rapat tersebut mereka kembali kea lam mereka masing masing.
…
Rencananya ‘trap ular’ itu akan diadakan tepat
malam sebelum Michelle ulang tahun, dan tepat tengah malam, mereka semua akan
membawa kado berisi berbagai macam hadiah. Itulah apa yang dipikran Jodi saat
ini. Ia bahkan senyum senyum sendiri saat membayangkan bagaimana reaksi
Michelle nanti. Ini harus berhasil!, gumamnya.
..
Malam jumat, inilah hari yang ditunggu tunggu
Jodi sedari lama, disiapkannya peralatan sekolah, dan langsung ia pergi k meja
dapur.
“waduh, Jod. Tumben dandan rapi banget.”, seru
mama Albert yang sedang membolak balik telur mata sapi.
“Nanti ada yang sepesial ma.”, kata Jodi
cepat. Diambilnya sepotong roti, dan dioleskannya selai coklat kacang
kesukaannya.
Mama Albert seketika terbelalak, “weee, kok
makan roti, ini mama buatin telur.”
“Lagi cepet cepet ma, kalo makan roti kan
enak, cepet.”, Jodi melirik kea rah jam dinding, “nah, ini malah udah telat,
udah ya ma, aku berangkat. Daaaaa…..”, cepat cepat Jodi memasukkan roti ke
mulutnya, dengan tangan setengah basah ia berpamitan.
Mama hanya bisa menggelengkan kepalanya, “ada
ada aja nih anak.”
…
Sekarang sudah pukul 7 malam, pelajaran
tambahan sudah selesai, sekarang tinggal 5 orang yang masih menetap disana.
Siapa lagi kalau bukan Olin, Jessie, Michelle, Jodi, dan yang paling ngganteng
sendiri Kian, dan ada seseorang lagi yang telah disiapkan dari awal, Pak Ery,
bapak pembantu pelaksana sekolahku ini sudah disiasati Olin untuk menjadi
bagian dari trap mereka.
Mereka sedang berbincang bincang basa basi
untuk menghilangkan rasa ‘curiga’ dari dalam diri Michelle. Dan saat semua
benar benar sunyi, permainan dimulai.
…
Duk duk, suara langkah kaki Jodi membuat
lantai marmer gudang terasa bergetar. Dan sementara Jodi ber-‘akting’, Kian dan
lainnya bersembunyi di belakang kamar mandi yang tak jauh dari gudang.
“Duh, berat banget!”, seru Jodi tiba tiba,
membuat Michelle dengan sigap berada di samping Jodi. “Butuh bantuan nona?”,
kata Michelle penuh wibawa.
Jodi mengangguk pelan, “tolong ya, ini semua
kardus taro disana, trus katanya pak ery mau naroh aquarium. Mana nih
orangnya?”
“eh?”, Michelle mengangkat salah satu alisnya.
“Emang aquarium isinya apaan?”
“Tauk tuh.”, kata Jodi.
Benar saja, seorang pria gagah masuk ke dalam
gudang dengan tangan memegang erat sebuah kotak kaca besar yang berisi
‘sesuatu’ yang bergerak.
“wo, neng Jod sama Michelle, belum pulang?”
“Lagi piket pak, lagian sekalian nunggu
jemputan.”, kata Jodi tergagap gagap. Ia belum siap dengan percakapan ini, olin
belum memberitaukannya.
“Oh…”, gumam pria itu sembari meletakkan kotak
yang ‘bergerak’ itu, “ini taruh sini aja yah, ntar saya kembali lagi, yang rapi
beresinnya ya!”
Mereka berdua mengangguk, sesaat kemudian pria
itu pergi disusul oleh Jodi, “eh, aku mau ke toilet dulu.”
“Ok”, jawab Michelle cepat.
Michelle sekarang sendiri di ruangan tersebut,
dengan kotak yang separuh terbuka, dan juga bergerak gerak. Sebenarnya Michelle
sedikit agak risih dengan kehadiran kotak tersebut. Apaah ia perlu
memindahkannya ke tempat yang aman, agar ia tidak memikirkannya lagi? Jangan,
mungkin itu berisi robot mainan yang lupa dimatikan, kata Michelle dalam hati.
Terdengar dering sms dari saku celana
Michelle, ternyata dari Jodi.
“Michelle,
sorry banget nih, aku harus buru buru pulang, aku disuruh pulang cepet sama
mama, kamu yang beresin aja yah. Ntar kalau udah selesai, sms aku ya, ntar aku
jemput, kalau kamu ngga sms berarti kamu pulang sendiri hehehe, ok? Eh iya,
satu lagi. Yang rapi ya”
“Ok Jod,
hati hati di jalan ya.”, balas Michelle.
Tiba tiba terdengar suara gemeletuk dari kotak
besar yang tadi ditaruh di samping almari, dan semakin kencang saat Michelle
mendekatinya. Dan satu hal yang membuat Michelle menjerit saat ini ialah
sesosok ular besar muncul dari kotak tersebut, mendekati Michelle.
…
Keesokan harinya, sekolah dipenuhi oleh mobil
mobil polisi dan orang prang berbaju hijau, mereka semua berlari kesana kemari,
seperti kebingungan. Dengan gemetar, Jodi langsung berlari kea rah gudang, ia
takut kalau jangan jangan Michelle meni …. Cukup! Ia ketakutan sekarang, tanpa
pikir panjang ia langsung menerobos masuk, sampai seseorang menariknya dari
samping.
“Dilarang masuk kecuali polisi dan dokter,
nak.”, katanya dengan lantang.
Oh, aku tau siapa orang ini, gumam Jodi dalam
hati. “Apa yang terjadi pak?”
“Entahlah, disini banyak darah, dan pintu
keluar gudang juga penuh dengan goresan goresan. Sepertinya ada orang didalam
sana tadinya, ingin mencoba keluar, dan seseorang membunuhnya.”, deg hati Jodi
sekarang rasanya ingin copot, “tapi tidak ada mayat sejauh ini.”, lanjutnya.
Semua tampak baik baik saja, awalnya, polisi
yang masih mondar mandir bersama orang orang berbaju hijau, langit yang biru,
dan tiba tiba semua menjadi gelap.
Comments
Post a Comment
Komentar anda adalah suatu yang berharga ...