Skip to main content

ngga tau judulnya apa ("-_-)


“Jadi, kau benar benar  mau pergi ?”, air mata membasahi mata Syifa, tanggannya gemetar ngga karuan.

Tangan Mark mulai naik, mengusap air mata Syifa yang masih belum berhenti, “Aku harus.”, katanya pelan, melihat dalam mata Syifa yang berwarna hitam pekat, laksana langit di malam hari, gelap tanpa bintang.


Syifa tidak bisa berhenti menangis , tangan kecilnya sudah tidak bisa menampung air matanya, pelukan hangat Mark bahkan belum bisa menghentikan tangisan Syifa.


“Syifa kau jangan menangis, biar aku saja yang menangis, aku tak mau mata indahmu menjadi lebam.”, ujar Mark, dengan nada suaranya yang lembut, membuat air mata Syifa semakin deras.
 “Ih cerita apaan itu de’ ngga ngerti deh kaka.”, Olin tiba tiba muncul di samping mark, mengomentari cerita romantic yang baru dibuat adik kecilnya itu.


“Ini ntar cowonya mau pergi, trus cewenya ngga bisa hidup tanpa si cowo, dan akhirnya dia bunuh diri. Baguskan ?”, jawab Mark,  sambil melihat tulisan tangannya yang masih ancur ancuran.


“Ih, kamu kecil kecil sadis ya, ngga heran mesti ada tikus mati di depan kamar kamu.”


“wow o itu bukan aku, itu kan kucingnya kaka sendiri yang nangkep tikusnya, lagipula aku kan udah SMP masa dibilang anak kecil?”, kata Mark ketus. Serasa tidak terima kakaknya mengoloknya seperti itu.


“Tuh kan anak kecil sukanya marah marah. Week”, kata Olin mengambil posisi siap berlari.
Mark juga dalam posisi siap berlari, bahkan sudah hampir mencekam perut kakaknya yang gendut, membuat Olin susah berlari. Kejar kejaran pun dimulai, diikuti kucing kampong lucu milik kakak Mark, Chiko. Mereka semua berlari menyusuri dapur, dengan bau ayam goreng yang membuat Mark berhenti dan mulai menghampiri wajan besar berisi lusinan potong ayam.


“Bunda, nanti aku dapet pahanya yah. Itu yang besar buat aku yang kecil buat kak olin.”, kata Mark sambil menggoyang goyangkan ibunya.


“enak aja, anak kecil kaya kamu harusnya yang makan yang dikit, biar ngga gemuk.”
“kayak k olin ??”


“iya kayak k… apa?? Maaaarrkkkk!!!”


Kejar kejaranpun dilanjutkan, Bunda mereka hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya, membiarka rambut hitamnya yang terurai bergoyang sedikit.


“Ayam goreng reyah sudah siaaaappppp…”, bunda Rossie sudah berteriak dari dapur, membawa serta sebuah piring besar berisi potongan ayam yang sudah digoreng tadi.


“kak kejar kejarannya kapan kapan aja yah. Mau makan dulu.”, kata Mark sambil tersengal sengal, memegang perutnya yang sakit dan panas.


“iya kakak juga yuk.”, jawab Olin menggandeng tangan Mark dan membawanya masuk ke dapur.

Comments

Post a Comment

Komentar anda adalah suatu yang berharga ...

Popular posts from this blog

My Acne Story

Hai semua, langsung aja ya aku mau share ke kalian skin care aku selama ini. Fyi, semenjak SMP kelas 3 aku sudah kena masalah kulit yaitu jerawat, walaupun masih kecil-kecil jadi gak begitu ganggu makanya aku biarin aja, nah baru deh SMA baru kotar katir kebingungan hehe. Ini foto waktu awal Februari 2018, jerawat lagi parah parahnya. Jerawatnya besar, merah, meradang, lama banget kempesnya, dan waktu kempes jadi item banget. Jelek gitu ish. Sudah lumayan banyak produk yang sudah aku pakai dan hasilnya kurang memuaskan :( dan akhirnya di akhir tahun 2018 akhirnya kulitku bisa sangat jauh mendingan dan jerawat cuman muncul saat lagi menjelang haid atau lagi stress berat, itupun cuman 1 atau 2. Trus sekarang aku pakai apa aja untuk merawat wajah unyuku ini? Pagi hari, biasanya aku langsung minum air putih segelas biar bener bener bangun, trus kalau misalnya hari sabtu atau hari libur atau misalnya ga ngapa ngapain seharian, biasanya aku gak cuci muka pakai sabun, bila...

Mobil Baru, ya Pacar Baru (ending)

Hari ini harus udah bisa pegang stir, gumam Shane, mengingat pelajaran konyol yang diberikan Jodi kemarin. Kian seoerti biasa menyisir rambutnya serapi mungkin, dan hari ini kian menambahkan sejenis gel rambut di rambut pirangnya, pelan pelan sekali sampai mata shane mulai terkatup. “Ki, uda belom.??”, jerit Shane dari depan teras, tangannya sudah membawa helm kesayangannya. “Bellomm, dikit lagi … “, balas suara dari dalam kamar. Shane terus menunggu, dilihatnya jam kecil terlilit di tangannya, jam tiga lebih limapuluh Sembilan menit. Wah gawat, Mark dan adiknya akan meninggalkan mereka kalau mereka tidak segera berangkat. Shane menjerit sekali lagi, “Cepetannn kii!!!”, dan jawaban yang sama pun terdengar, “belom, dikit lagi.” Shane sudah tidak sabar lagi, diambilnya kunci sepeda motor di dekat kursi teras, dimasukkannya pada lubang kunci dan dinyalakannlah mesin motor, “jreeennggg….”, suaranya menggelegar, membuat Kian yang sedang berdandan terkejut. Kian langs...

Re-Hi!

Halo. Aku Ajeng. Sudah 4 tahun berlalu, 900 keturunan tikus berlalu, dan dunia masih belum kiamat semenjak aku terakhir kali buat entri baru di blog ini. Syukurlah masih ada orang yang mau mengunjungi, walau sedetik kemudian mereka langsung tutup tab nya. Aku maklum, sangat maklum. Maka dari itu, setelah menimbang nimbang apakah aku akan melanjutkan menulis di blog atau tidak, setelah aku bilang ke diri aku sendiri, "oke Ajeng, menulis ataupun tidak, tidak ada yang benar benar akan lihat blog kamu." Lalu suara lain berkata, "semua hal yang telah kamu tinggalkan disini, kamu lupa?" Sial, aku jadi terharu. Blog ini bisa dibilang adalah gudang dari seluruh ide dalam kepalaku yang kuubah menjadi bentuk kalimat, menjadi paragraf abstrak kemudian berkembang menjadi sebuah cerita utuh, dengan plot yang berbeda beda. Aku hampir menulis semuanya. Unek unek yang tidak berujung, cerita fiksi yang manis, dan semuanya. Apresiasi tertinggi saat menulis blog ini adalah ...