"Aku tidak mencuri gelang ini! Aku aku hanya... aku."
"Sudah, kamu jangan munafik Kian.", kata Jodi dari belakang Shane. "Kamu yang curi benda itu, bersama Deni, kemarin malam. Iya kan?"
"Ngga!", protes Kian. "Kamu yang curi, kamu! bukan aku..."
"BOHONG! PENIPU", teriak Jodi.
"Iya, Jodi benar. Kalau Jodi yang mencuri, kenapa guci itu ada di tendamu..di kasurmu..??", kata Shane dengan mata garangnya.
"Jodi, kamu jahat! Aku sama sekali tidak berbohong, gelang ini Jodi yang berikan, coba tanya Deni!", bantah Kian sambil menunjuk nunjuk ke arah Deni.
Deni hanya mematung, seakan tak mau berkomentar ia hanya menggeleng kan kepalanya.
Kian pasrah, sudah tidak ada gunanya lagi, Kian akan langsung dipulangkan ke Jakarta, meninggalkan impiannya.
"Maafkan aku.", kata Kian pelan. "Aku hanya ingin memepercantik rumahku"
Jodi memandang Kian dengan acuh tak acuh, tapi Jodi merasa sedikit kasihan pada Kian.
Apa yang telah aku lakukan ?, batin Jodi.
Tapi Jodi tidak berani mengaku, ia tak ingin dipermalukan.
Tapi saat mereka mulai menyebar Alen tiba tiba muncul entah dari mana, "Hello guys... what's happening??"
"Somebody has just steal a precious stuff.", jawab Kian.
"Who?"
"Me."
Alen langsung terbelalak, dan kemudian tertawa.
"What did you steal? a golden statue?"
"No, but this...", tunjuk Jodi ke arah guci antik di dekat Kian.
"Hey... it's just like yours Jod.", kata Alen cepat.
Shane langsung terbelalak, "What ?"
"Yeah, Jodi said this ewer from the gave, Jodi take it and show me this, but she said I can't say this to the other ... ouppsss", Alen langsung menutup mulutnya rapat rapat.
"Wah wah, ternyata kita sudah tau siapa pelakunya.", kata Shane singkat.
Jodi menunduk dan mencoba menyangkal, tapi semua yakin kalau Alen adalah orang yang jujur. Jadi yah sudah sangat jelas kalo Jodi akan dipulangkan ke Jakarta.
Air mata mulai membasahi pipi Jod.
"Aku minta maaf, aku cuman ingin mendapatkan uang.", jelasnya.
Tapi walau Shane tau apa maksud Jodi, Shane masih bersikeras untuk memulangkan Jodi.
***
Jodi akan berangkat hari ini, mobil jeep hijau yang menyala di antara tenda tenda sudah siap mengangkut Jodi.
"Kian, maafin aku yah.", ulang Jodi.
"Ngga papa Jod, kita kan udah temenan waktu kita masih ingusan, hahaha", kata Kian sembari tertawa terbahak bahak, membuat jus lemon ditangannya tumpah kemana mana.
"Walau kamu ngga ngerti aku ngomong apa , tapi makasih banget ya Len.", kata Kian sambil menepuk nepuk pundak Alen.
"Ha ?", kata Len singkat, bingung apa yang telah Kian omongin
Semua pun tertawa bersama.
Mobil jeep yang mengantar Jodi sudah semakin menjauh, Jodi mengeluarkan sebagian kepalanya ke luar jendela mobil.
"Keep touching yah", kata Jodi dari kejauhan.
Kian hanya bisa menatap gelang kayu curian di meja dekat tenda, seandainya Jodi tidak melakukan hal aneh-aneh, mungkin ia akan selalu bisa dekat dengan Jodi.
"Hahaha", tawanya.
:maintenis:
ReplyDelete