Angin pagi berhembus pelan kea rah wajah Kian, sambil berjalan dan melirik kanan dan kiri, menikmati suasana pagi hari yang cerah tanpa ada polusi yang merusak kesegaran.
Hari ini hari terakhir bekerja, karna Kian akan menjalani
sebuah penelitian di suatu gua di Kalimantan, Kian bisa menikmati keindahan Jakarta
untuk yang terakhir kalinya sampai 3 tahun kedepan Kian akan kembali ke Jakarta.
Sesampainya ditempat kerja Kian langsung disambut hangat oleh
teman sekantornya.
“Cieh, yang dapet kerjaan di gua.”, kata Bryan, teman paling
dekat Kian.“Ati ati loh, ntar jadi manusia gua.”, kata Olin yang dari
tadi duduk di atas meja kerja Kian.“Ini semacam menyemangati atau ngolok sih kalian ituh?”,
tanya Kian sedikit kesal, tas berisi laptop acer butut berwarna abu abu benar
benar membuatnya semakin tertekan, tapi tidak setelah Jodi datang untuk duduk
di tempatnya.
“Hai.”, sapa Jodi sambil mengatur posisi duduknya.Semua pun menjawab kata yang sama, tapi kata ‘hai’ sepertinya
belum cukup untuk menyapa seorang Jodi yang cantik jelita, pikir Kian.“Jodi kamu cantik hari ini.”, kata Kian spontan, bahkan Kian
tak menyadari apa yang baru saja ia katakan.
Bryan dengan semangatnya langsung pergi, sambil berkata
“semuanya ayo ke tempat masing masing, ngga baik nguping.”“Apaan sih.”, kata Jodi kepada Bryan dan “Kamu juga ngganteng
kok” pada Kian.Setelah semua sudah berada di daerah kekuasaannya, Jodi
memulai pembicaraan.“Katanya kamu ada job ya di Kalimantan.”“ahaha iya, kamu ngga ikut Jodi?”“Sebenarnya sih aku mau, tapi aku ngga dapet job.”“Sayang banget yah, padahal seru di gua.”“Jodi, Jodi, jangan ke gua, ntar jadi manusia gua, ntar kamu
cuman makan batu, hayo mau kamu?”, tiba tiba Olin nongol di tengah tengah
mereka.
Semua kembali tenang, saat jam benar benar menunjuk ke angka
tujuh.
Setelah pulang dan kembali ke kost kost-an nya, Kian mulai
bersiap siap untuk besok. Karna besok adalah hari yang ditunggu tunggu Kian
dari dulu. Pergi ke Kalimantan untuk meneliti gua alami yang panjangnya berkilo
kilo meter.
Pasti itu akan menjadi dokumen yang sangat bagus, pikir Kian.
Tiba tiba bel pintu berbunyi nyaring, ternyata itu Jodi yang
sedang membawa sebuah kotak besar berisi buah buahan dan camilan.“Hai Kian, nih buat kamu, jangan kelaparan di kapal yah.”,
kata Jodi singkat dan langsung buru buru pergi.“Trims Jodi!”, kata Kian, bahkan hampir mirip teriakan, karna
Jodi sudah hampir 10 meter lebih dari tempatnya sekarang.
Hari ini hari yang ditunggu tungguKian, kapal besar yang akan membawanya pergi ke Kalimantan sudah bertengger di dermaga, cuaca hari ini sangat cerah, awannya masih putih dan bersih, laksana kapas murni yang baru di petik dari pohonnya
.Butuh waktu 5 jam untuk mencapai tujuan, jadi Kian hanya tidur dan makan camilan yang diberi Jodi. Setelah sampai, buru buru ia mencari tanda tanda orang yang bernama Shane, ia adalah orang yang bertanggungjawab atas pelaksanaan penelitian ini.
Kanan kiri, diperhatikannya satu satu, banyak sekali kapal yang bertengger di sana, mulai dari yang kecil, besar, mewah, dan sederhana. Dilihatnya tanda besar di tengah tengah kerumunan banyak orang, “Kian Egan” tulisannya.“Shane !”, Kian langsung berteriak kencang kencang. Dan shane yang sedang membawa kertas karton lebar menyapanya juga. “Kian!”Kian disambut hangat oleh shane, dan ia dibawa shane ke sebuah mobil butut berwarna biru kegelap-gelapan. Setelah mobil itu mulai berjalan, Kian mulai melihat kesana kemari. Disini lebih ramai dari yang kubayangkan, pikirnya.“Kapan kita ke gua?”, tanya Kian, memulai pembicaraan.“Kau harus belajar dulu beberapa hari. Tentang apa yang akan kau lakukan selama di guan anti.”, jawab Shane, tanpa ragu.
udah stop to be continued yah,, komen dong ya, sebelumnya minta maaf sebesar besarnya kalo ada kata kata yang menyinggung. Akhir kata makasih udah baca :D
Comments
Post a Comment
Komentar anda adalah suatu yang berharga ...