Skip to main content

Fool Again (part 3)


Hari pertama sudah selesai, grup Seth sama sekali tidak menemukan apapun, dan sama halnya dengan grup rustri, jadi mereka berniat mengambil jarak lebih jauh masuk ke gua itu.Sesampainya di tenda, Kian dan Nicky dikejutkan oleh dua lelaki asing yang sibuk mengobrak abrik isi koper mereka.


“Siapa kalian?”, tanya Nicky duluan.“Ohh,, halooo, aku Deni, aku dari Ambon, trus ini teman aku dari singapura, Alen.”, jelas lelaki berbaju batik biru dan berkacamata itu. “Kalian pasti KIan dan Nicky.”, tambah orang itu.Jelas saja, teman Dani, Alen langsung menjabat tangan Kian dan Nicky,

 “Helo, I’m Alen from Singapore, Saya ngga bisa banyak bacara bahasa Indonesia, so teach me yah.”, katanya dengan logat yang hampir tidak dimengerti mereka.


“Dia ngomong apa sih?”, bisik Kian ke Nicky yang masih menjabat tangan Alen.“Sesuatu berbau perkenalan, sepertinya begitu.”, jawab Nicky sambil berbisik juga.Akhirnya Alen dan Dani melanjutkan urusannya, jadi KIan dan Nicky bisa jalan jalan sebentar diluar.


Cuaca sangat cerah, tapi pohon pohon lebat disekitar Kian menghalangi sinar matahari. Kian sedang sendirian, membawa sebatang coklat dengan kacang mete nongol di beberapa sisi. Digigitnya beberaoa ruas kotak coklat mete itu, membuat coklatnya belepotan kemana mana.

Tiba tiba leher Kian terasa geli, dan saat dia berbalik untuk melihat siapa yang ‘menggelitiknya’ Kian sempat kaget karna Jodi benar benar didepannya, bahkan baju yang dikenakannya dapat menyentuh baju Jodi karna tiupan angin lirih. Cepat cepat Kian mengambil beberapa jarak dari Jodi.


“Um sorry, aku ngga bilang ke kamu kalo aku ini ikutan neliti juga.”, jelas Jodi singkat.“Aku ngga nyalahin kamu kok.”, jawab KIan tersenyum, melihat Jodi disini rasanya seperti mimpi, seperti tak ada lagi beban pikiran yang mengganggunya saat ini.“Ini buat kamu.”


Jodi memberikan sebuah gelang kayu, bentuknya benar benar unik, ukiran ukiran dipahat satu persatu secara sempurnya, warna dasarnya coklat, dan dilapisi bermacam macam warna.
“Bagus banget.”, kata Kian.“Aku punya dua, jadi gelang kita kembaran.”, kata Jodi tersenyum, sambil memperlihatkan gelang yang melingkar di lengan kurusnya yang putih bersih.“Kamu beli dimana?”, tanya Kian ,sambil mengajak Jodi untuk duduk dibawah pohon beringin mini yang rindang.


“Hmmm,, eh kamu punya coklat yah, boleh minta ngga?”, jawab Jodi mengalihkan pembicaraan.
“Nih”, desis Kian tanpa rasa curiga sedikitpun.Mereka mulai menggigit beberapa potong coklat, dan karna hawa yang lumayan panas membuat coklatnya lemur dan melapisi hampir seluruh wajah mereka.


“Hahahaha, masker coklat.”, tawa  Jodi melihat bibir Kian yang belepotan coklat. Dan Jodi yang juga belepotan mulai mendekati Kian. Spontan Kian juga mulai mendekati Jodi.“Kamu pikir aku ini pembohong ngga ?”, sembur Jodi.“Apa? Ngga tuh”, jawab KIan, cepat cepat menarik kepalanya saat menyadari kepalanya semakin dekat dengan Jodi.


“Siapa yang bilang kamu bohong?”, tanya Kian saat tau kalau Jodi benar benar semakin mendekatinya.Mata Jodi mulai memejam. Ini kesempatan bagus, mencium seorang gadis cantik adalah waktu yang jarang terjadi. JAdi Kian juga memejamkan matanya, menekankan bibirnya ke bibir Jodi. Mereka berciuman tidaklah lama, tapi cukup untuk membuat Jodi mabuk kepalang.


“Wow”, kata Kian saat ciuman mereka berakhir.


“Yah, wow untuk kalian berdua.”, sembur Nicky, yang ternyata nongol di balik pohon beringin mini.Sial, pikir Kian.“Oh la la.”, kata Alen, bahkan itu bukan sebuah kata, mungkin.“Itu satu satunya kata kata Alen yang kumengerti sampai hari ini.”, jelas Kian.“Apa yang sebenarnya difikirkan anak muda, aku dulu hanya bergandengan tangan sampai umurku 27 tahun, dan bayi bayi muncul dari balik kol. Aku benar benar ketinggalan jaman.”, jelas Shane.


“Aku ingin coba.”, isak Deni.Ya ampun, pikir Kian. Ada sekitar 4 orang yang menyaksikan hal itu. Harusnya mereka melakukannya di tempat yang sedikit lebih ‘sepi’.“yah yah, kalau kalian sudah puas dengan urusan pribadi kalian, kalian bisa berkumpul di tenda utama, ada sedikit berita untuk kalian.”, kata Shane dan jelasnya mereka mengikuti Shane ke tenda utama.


Tenda utama memiliki suasana yang sedikit berbeda, banyak orang orang berbisik bisik.


“Iya kan, kita pasti ketinggalan info.”, kesal Deni.“Kayaknya dia kacang banget yah.”, bisik Nicky.“Setuju.”, bisik Kian membalas Nicky.“Oi oi, ada pencurian.”, kata Olin yang tiba tiba muncul di tengah tengah mereka.“Apa? Dimana?”, tanya Deni yang sangat bersemangat itu.“Entah, katanya ada kaya perhiasan gituh.”Semua orang mulai berbisik lagi, dan mereka mulai ingin memecahkan kasus ini.
Stop, ahaha...Dikit yah? Maaf yah, so kritik saran ditunggu yah, sebelumnya terimakasih banyak udah mau baca penulis junior kaya aku. Thank you yah :D


Comments

Popular posts from this blog

My Acne Story

Hai semua, langsung aja ya aku mau share ke kalian skin care aku selama ini. Fyi, semenjak SMP kelas 3 aku sudah kena masalah kulit yaitu jerawat, walaupun masih kecil-kecil jadi gak begitu ganggu makanya aku biarin aja, nah baru deh SMA baru kotar katir kebingungan hehe. Ini foto waktu awal Februari 2018, jerawat lagi parah parahnya. Jerawatnya besar, merah, meradang, lama banget kempesnya, dan waktu kempes jadi item banget. Jelek gitu ish. Sudah lumayan banyak produk yang sudah aku pakai dan hasilnya kurang memuaskan :( dan akhirnya di akhir tahun 2018 akhirnya kulitku bisa sangat jauh mendingan dan jerawat cuman muncul saat lagi menjelang haid atau lagi stress berat, itupun cuman 1 atau 2. Trus sekarang aku pakai apa aja untuk merawat wajah unyuku ini? Pagi hari, biasanya aku langsung minum air putih segelas biar bener bener bangun, trus kalau misalnya hari sabtu atau hari libur atau misalnya ga ngapa ngapain seharian, biasanya aku gak cuci muka pakai sabun, bila...

Mobil Baru, ya Pacar Baru (ending)

Hari ini harus udah bisa pegang stir, gumam Shane, mengingat pelajaran konyol yang diberikan Jodi kemarin. Kian seoerti biasa menyisir rambutnya serapi mungkin, dan hari ini kian menambahkan sejenis gel rambut di rambut pirangnya, pelan pelan sekali sampai mata shane mulai terkatup. “Ki, uda belom.??”, jerit Shane dari depan teras, tangannya sudah membawa helm kesayangannya. “Bellomm, dikit lagi … “, balas suara dari dalam kamar. Shane terus menunggu, dilihatnya jam kecil terlilit di tangannya, jam tiga lebih limapuluh Sembilan menit. Wah gawat, Mark dan adiknya akan meninggalkan mereka kalau mereka tidak segera berangkat. Shane menjerit sekali lagi, “Cepetannn kii!!!”, dan jawaban yang sama pun terdengar, “belom, dikit lagi.” Shane sudah tidak sabar lagi, diambilnya kunci sepeda motor di dekat kursi teras, dimasukkannya pada lubang kunci dan dinyalakannlah mesin motor, “jreeennggg….”, suaranya menggelegar, membuat Kian yang sedang berdandan terkejut. Kian langs...

Re-Hi!

Halo. Aku Ajeng. Sudah 4 tahun berlalu, 900 keturunan tikus berlalu, dan dunia masih belum kiamat semenjak aku terakhir kali buat entri baru di blog ini. Syukurlah masih ada orang yang mau mengunjungi, walau sedetik kemudian mereka langsung tutup tab nya. Aku maklum, sangat maklum. Maka dari itu, setelah menimbang nimbang apakah aku akan melanjutkan menulis di blog atau tidak, setelah aku bilang ke diri aku sendiri, "oke Ajeng, menulis ataupun tidak, tidak ada yang benar benar akan lihat blog kamu." Lalu suara lain berkata, "semua hal yang telah kamu tinggalkan disini, kamu lupa?" Sial, aku jadi terharu. Blog ini bisa dibilang adalah gudang dari seluruh ide dalam kepalaku yang kuubah menjadi bentuk kalimat, menjadi paragraf abstrak kemudian berkembang menjadi sebuah cerita utuh, dengan plot yang berbeda beda. Aku hampir menulis semuanya. Unek unek yang tidak berujung, cerita fiksi yang manis, dan semuanya. Apresiasi tertinggi saat menulis blog ini adalah ...