Skip to main content

Do you know Roki Island ?


Selesai. Untuk kedua kalinya kata itu diucapkan anak itu. Ia mulai mendatangi Kira dengan wajah merah. “Apa lagi maumu ?”, tanyanya.
“Tidak ada, terimakasih banyak, bocah.”, jawabnya dengan muka acuh tak acuh.


“Aku sudah punya nama !”“Kau belum punya nama jika belum punya Verderit bocah.”“Ger… derr.. rat..?? Apa itu ? ”“Verderat adalah upacara suci dimana kau akan menjadi penyihir tingkat tinggi bocah.”


“Kau akan melakukannya padaku ?”, kata Trabes.“Tidak kalau ka uterus bertanya.”“Lalu apa yang harus aku lakukan untuk mendapat sebuah nama ?”‘Kau harus belajar sihir terlebih dahulu, bocah.”“Kau tidak mengajariku apapun tentang sihir ! Kau hanya menyuruhku berlari, dan mengangkat beban. Itukah sihir ?”“Lalu kenapa kau mau melakukan tugas itu ?”Seketika itu juga mata Trabes terbelalak, bahkan mata kecilnya hampir saja keluar. Dan setelah itu ia mulai menyipitkan matanya, persis seperti kucing mungkin.
“Jadi, aku bisa saja tidak melakukan tugas itu ?”, tanya Trabes dengan wajah cemberut.“Yup.”, jawab Kira sambil menganggukkan kepalanya. “Cukup ! Aku benar benar ingin belajar ! Yang aku tau hanyalah bagaimana membuat kabut !”“Lalu apa yang akan kau lakukan jika kau sudah punya keahlian ?”Itu pertanyaan yang sulit, pikir Trabes. Trabes tidak pernah berfikir sejauh itu.“Aku akan punya nama.”“Itukah yang kau mau ?”Trabes hanya mengganggukkan kepalanya, menandakan dia sanagt yakin dengan perkataannya tadi.
“Apakah kau masih marah padaku ?”“Apa ? Tidak …”“lalu kau akan membawaku kemana ?”“Kau tau pulau Roki ?”“aku pernah mendengarnya”, jawab trabes sedikit bingung.“nah, itulah tempat yang akan kita tuju.”
Trabes mulai gemetar setelah mendengar hal itu. Pikiran gila mulai menghasut pikiran Trabes, banayk pikiran negative muncul di sekitar otaknya, seperti laba laba besar yang sering ia temui di desanya, raksasa, bahkan naga, karna Trabes pernah mendengar ada naga di Roki. Apalagi jika kau tidak bisa menjaga ucapanmu, pohon pohon disekitarmu akan mencekikmu hingga kau tewas, dan ditelan oleh bumi.
“Apakah disana banyak penyihir ?”, tanya Trabes setelah sedikit tenang atas kejadian tadi.“Bukan penyihir biasa,, tapi seorang Verderitor , sesuatu yang akan mengangkatmu sebagai penyihir hebat.”, jelas Kira tanpa memandang Trabes, dari tadi Kira hanya melihat kebawah seraya takut akan apap yang dilaluinya, tapi itu tidak membuat Trabes putus asa untuk melihat mata Kira lebih dekat.“Apa maksudmu sesuatu ? Apakah “itu” bukan sejenis kita ?”, tanya Trabes
“Entahlah, aku juga belum pernah kesana.”
Setelah mendengar perkataan itu Trabes tiba tiba berhenti bergerak, dan mencerna kata kata yang baru saja dilontarkan Kira.

Comments

Popular posts from this blog

Tragedi Duaratus Rupiah

Minggu, 25 November 2012 Kalau bukan karena Fani yang ajak aku ke bioskop satu satunya di kotaku, mungkin aku ngga bakal jantungan cuman gara gara uang koin. Waktu itu musim hujan, walau tidak hujan, awan hitam bagai atap rumah dunia, pekat sekali. Dan bikin aku sukses mandi keringat, belum lagi aku harus mengayuh sepedah beserta beban seorang Fani di belakang, sudah begitu jarak antara rumah dan bioskop kurang lebih, hhmm... yah sekitar dua kilometer.  Sampai ditengah jalan, atau lebih tepatnya seperempat perjalanan, aku baru ingat sesuatu, ini hari Minggu kan?? Nah, masalahnya jalan raya persis depan gedung bioskop ditutup, karena seperti biasa H**da mengadakan event balap motor di area tersebut. Ngga mau nyerah, aku masih lanjut kesana, walau sambil mikir sih.  Ta daaa!! Sampailah kami pada ujung jalan yang tertutup banner idiot yang kebalik tulisannya. Kurang lebih isinya adalah tiket masuk nonton balapan. Setelah (akhirnya) Fani turun dari sepedaku, kam...

My Acne Story

Hai semua, langsung aja ya aku mau share ke kalian skin care aku selama ini. Fyi, semenjak SMP kelas 3 aku sudah kena masalah kulit yaitu jerawat, walaupun masih kecil-kecil jadi gak begitu ganggu makanya aku biarin aja, nah baru deh SMA baru kotar katir kebingungan hehe. Ini foto waktu awal Februari 2018, jerawat lagi parah parahnya. Jerawatnya besar, merah, meradang, lama banget kempesnya, dan waktu kempes jadi item banget. Jelek gitu ish. Sudah lumayan banyak produk yang sudah aku pakai dan hasilnya kurang memuaskan :( dan akhirnya di akhir tahun 2018 akhirnya kulitku bisa sangat jauh mendingan dan jerawat cuman muncul saat lagi menjelang haid atau lagi stress berat, itupun cuman 1 atau 2. Trus sekarang aku pakai apa aja untuk merawat wajah unyuku ini? Pagi hari, biasanya aku langsung minum air putih segelas biar bener bener bangun, trus kalau misalnya hari sabtu atau hari libur atau misalnya ga ngapa ngapain seharian, biasanya aku gak cuci muka pakai sabun, bila...

Hujan Bintang

Suatu hari yang dingin, seorang gadis kecil berjalan sendirian, sambil makan sepotong roti. Seorang wanita tua mendekatinya dan memninta sedikit makanannya. Tanpa ragu, gadis kecil itu memberikan semua sisa rotinya. "Ambil saja.", katanya dan terus pergi. Tidak lama kemudian, gadis itu bertemu anak lelaki kecil yang memegangi kepalanya dan menangis. "Ada apa?", tanyanya. "Aku kedinginan, sangat kedinginan," tangis anak lelaki itu. "Aku tidak punya penutup kepala." Jadi gadis itu emmberinya selendang untuk membungkus kepalanya. Sedikit lebih jauh lagi, ia bertemu gadis kecil alinnya bahkan tidak memakai jaket, jadi ia memberikan jaket yang dipakainya,  Lalu ia memberi gaunnya pada gadis lain yang tidak punya, dan ia terus berjalan tanpa bagju.  Akhirnya ia hanya memakai pakaian dalamnya. Tapi kemudian gadis miskin lain datang padanya  dan berkata: "kau selalu bisa pulang kerumah yang hangat.  Aku tidak punya apa apa untuk menghangatkan...