Skip to main content

No More Fight (part 2)


Mungkin hanya Shane yang bisa menyelamatkannya, tapi Shane sedang tidak ada saat itu. Jadi terpaksa Stewart harus tabah dengan olokan itu.Masalah bertambah hebat, karna hampir seisi sekolah menyebutnya dengan nama StewPidd, bahkan Nicky ngga bisa tahan dengan godaan untuk tidak memakai kata itu.
“Hai StewPidd, sudah benar pakai kaos kakimu ? Hahaha.”, kata Nicky yang berjalan sambil menahan tawa. Mark yang sedari tadi ada di samping Nicky, mencoba menegur Nicky, tapi Nicky masih tidak bisa menahannya.Ini tidak bisa dibiarkan, kata Mark dalam hati. Tapi apa yang harus aku lakukan ? Maksudku, siapa sih guru yang mau menangani soal sepele seperti ini ?Akhirnya Mark memberanikan diri menghadap kepala sekolah, tapi keringat dingin mulai mengucur saat Mark sudah sampai di dalam ruangna kepala sekolah.“Apa yang kubisa lakukan untukmu, Mark ?”, tanya pak Paul , seraya kepala sekolah mereka.“Ada korban pengolok-an pak.”, jawab Mark dengan sedikit gemetar.“Maksudmu si Pidd ?”, Mark hanya mengangguk menandakan pernyataan Mr. Paul itu benar.“Sudah, biarkan saja, lagipula itu tidak akan berlangsung lama, tidak jika kau ikut bertindak.”“Maksud anda ?”, tanya Mark bingung mendengar jawaban atas insiden tersebut.“Sudah, pikirkan dulu apa yang bisa kau lakukan dengan teman malangmu itu.”, usir Mr. Paul.Mark berfikir keras selama di lorong, membuatnya tidak berkonsentrasi dengan apa yang ia lewati barusan. Tunggu ! Itu Stewart, cepat cepat Mark meraih tangannya.“Pidd, kau tidak apa apa ?”, tanya Mark.
“Apa maumu ? Memanggilku dengan kata “bodoh” ?”, katanya sambil menepis tangan Mark.“Sebenarnya aku sudah mengadukannya kepada Mr. Paul soal itu. Kau tenang saja semua pasti menjadi baik seperti semula.”, jelas Mark.“Kau pembohong !”, jawab Pidd dan akhirnya Mark mengalah menatap Pidd yang berlari menuju arah pintu keluar. Tapi ada satu hal yang sangat Mark senang, karna besoknya tepatnya di loker pribadi miliknya di sekolah, terpampang kertas berwarna biru mlekat di pintu loker.
“Terimakasih Mark. Dari Pidd.”, bunyinya.Hal itu membuat Mark menjadi lebih tenang. Dan akhirnya Mark berhasil mendesak Nicky untuk minta maaf, sejak itulah mereka menjadi sahabat. Walau terkadang nama StewPidd masih dipakai beberapa orang di sekolah itu.
*skipAcara natal tinggal 6 bulan lagi, semua murid mulai mempersiapkan acara untuk dipentaskan, ada yang ikut drama, sherafim (koor), dance, dan masih banyak lagi.Kelas music hari ini mulai terasa sangat bersemangat, katanya mereka akan menampilkan sebuah drama musical. Katanya sih judulnya “rapunzel”. Dan semua murid diharuskan ikut drama musical tersebut.Mark yang sudah sangat ingin masuk ke drama musical, mendaftarkan diri sebagai pangeran, tetapi tidak mudah mendapatkan peran itu, karna Bryan juga menginginkan posisi tersebut. Adapun Nicky yang ingin menjadi tokoh jahat, tapi coba tebak apa yang Mr. Bill katakan. Ia bilang Nicky terlalu baby face untuk mendapatkan peran tersebut, dan akhirnya (terpaksa) ia harus jadi pohon, beserta Shane dan Stewart. Dan oj iya, Kian sang pendiam mempunyai peran yang sangat tidak mudah, yaitu menjadi kudanya sang pangeran.Ada pula Jodi Albert yang sukses membuat semua pria memuja mujanya bak sang ratu, di pilih menjadi Rapunzel, si putri cantik berambut super panjang.Dan  Mark menjadi penyihirnya, dan Bryan berhasil menjadi pangeran, mengalahkan Mark.Jadwal latihan mulai ketat, dimana mereka akan berlatih 3 kali seminggu. Setiap pemain memiliki peran yang adil, ke-tiga pohon yang nantinya akan mengganggu sang pangeran, sang pangeran yang akan menyelamatkan puteri, dan penyihir yang nantinya akan bertarung melawan pangeran.Sekarang para murid mulai menghafal perannya, dimulai dari latihan pertama berlangsung kacau balau. Mark tidak sengaja membuat Bryan hampir terjatuh saat ingin mengeluarkan mantera sihir. Dan Nicky tersandung kabel listrik yang menyebabkan lampu di ruangan itu mati. Sedangkan Shane ketiduran waktu sedang beradegan “mempersulit” pangeran. Dan Kian yang tidak protes walau Bryan “menduduki” nya terpaksa harus di rawat di UKS saat dirinya hampir remuk diduduki Bryan.
Tapi ini masih latihan awal, kita tidak akan hancur kan, pikir Bill memandang khawatir murid muridnya.Disamping latihan ternyata masih banyak tugas tugas yang harus dikerjakan, bahkan kemarin Mark lupa menulis keterangan tentang rusa sebanyak 4 lembar di kelas biologi-nya. Dan untuk mengakalinya Mark menggunakan lembar pertama untuk judul, 2 lembar untuk dekripsinya, dan bahkan mark mengakali ukuran kata katanya agar terlihat penuh saat dikumpulkan, dan lembar terakhir ia membubuhi kalimat “Sepetinya kertasku sudah habis jadi dekripsiku sudah selesai.” -_-Hari kedua latihan berjalan mulai lancar, setidaknya Stewart tidak lagi tertawa terbahak bahak saat pangeran dihasut oleh ke-tiga pohon. Dan akhirnya Mark bisa menghafal perannya kali ini. Dan Kian diperbolehkan menjadi kuda dengan kaki dua saat ini, ketimbang nantinya ia akan patah tulang sekujur tubuh, mnding seperti ini.
*skipSetelah enam bulan penuh keringat dan semangat yang menggebu gebu, akhirnya event yang ditunggu tunggu akhirnya datang juga.Dimulai dari sang rapunzel yang bangun dipagi hari menyanyikan lagu “Beautiful Morning”, disusul oleh pangeran yang sedang mencari cari jalan keluar menyanyikan lagu “There’s a way”, dan  ketiga pohon yang menyanyikan “We’re The Three Trees” sambil mengahsut sang pangeran, dan penyihir yang menyanyikan lagu “Magic” saat ingin membunuh sang pangeran.Pada awalnya semua berjalan lancar, tapi saat Stew masuk ke dalam panggung untuk menyanyikan lagu “We’re The Three Trees” tiba tiba terdengar teriakan “STWEPIDD” yang sangat keras, membuat nya berhenti bernyanyi dan memaki maki gerombolan bocah nakal tersebut.Semua menjadi kacau dan terpaksa Stew keluar dari panggung dan drama musical dibubarkan. Panitia bilang mereka bisa mencobanya lagi nanti, saat semua acara ditampilkan.Bill mulai mencari cari Stew, tidak ketemu Mark , shan, Kian , Nicky, Jodi, semuanya mencari Stew. Dan orang yang pertama menemukannya adalah Nicky, yang sempat mengoloknya begitu dulu. Stew sekarang ada di toilet, mengambil tissue dan menghapus make up nya.
“Tunggu Stew, jangan lakukan itu ! kami memerlukanmu.”, pinta Nicky“Mereka akan mengolokku lagi.”“Tapi itu tidak akan mengahpus kepintaranmu bukan ?”, jelas Nicky mengingat sebenarnya Stew anak yang pintar.Stew tetap diam saja. Alhasil Nicky kembali ke belakang panggung tanpa membuahkan hasil apapun.“Mungkin kita akan lanjutkan drama ini tanpanya, dua pohon menurutku cukup.”, kata Bill (akhirnya)Setelah acara acara pengisi event natal tersebut, tim kelas music mulai tampil, tapi setelah beberapa menit kemudian, bryan terserang demam panggung, tubuhnya menggigil ngga karu karuan, membuatnya tidak berani tampil, padahal sebentar lagi perannya akn dibutuhkan.“Bagaimana ini, tak ada yang bisa menggantikan Bryan ?”, panic Kian.“Jujur saja Mark, ini kali pertama aku lihat Kian panic.”, jelas Nicky.“Aku setuju denganmu.”, jawab Mark sambil mengacungkan jari telunjuknya.“I don’t wanna fight no more.”, kata seseorang di belakang Nicky, Stew.“STEWW !!”, semua orang memeluknya dan gembira karna sekarang Stew sudah kembali. Dan masalhanya apakah Stew bisa menggantikan Bryan ?“Tentu, aku hafal naskahnya”, kata Stew sambil mengangkat naskah cerita.Dan yahh,, semua berjalan dengan lancar tak terkecuali Bill yang bergembira karna berhasil membuat sebuah drama ..Dan sepertinya kertasku mulai habis jadi aku nyatakan TAMAT ;)

“ I Join To The Westlife Author Writing Competition “
Like dan comment yah guys, kalau ada salah sebelumnya aku minta maaf sebesar besarnya


Comments

Popular posts from this blog

Tragedi Duaratus Rupiah

Minggu, 25 November 2012 Kalau bukan karena Fani yang ajak aku ke bioskop satu satunya di kotaku, mungkin aku ngga bakal jantungan cuman gara gara uang koin. Waktu itu musim hujan, walau tidak hujan, awan hitam bagai atap rumah dunia, pekat sekali. Dan bikin aku sukses mandi keringat, belum lagi aku harus mengayuh sepedah beserta beban seorang Fani di belakang, sudah begitu jarak antara rumah dan bioskop kurang lebih, hhmm... yah sekitar dua kilometer.  Sampai ditengah jalan, atau lebih tepatnya seperempat perjalanan, aku baru ingat sesuatu, ini hari Minggu kan?? Nah, masalahnya jalan raya persis depan gedung bioskop ditutup, karena seperti biasa H**da mengadakan event balap motor di area tersebut. Ngga mau nyerah, aku masih lanjut kesana, walau sambil mikir sih.  Ta daaa!! Sampailah kami pada ujung jalan yang tertutup banner idiot yang kebalik tulisannya. Kurang lebih isinya adalah tiket masuk nonton balapan. Setelah (akhirnya) Fani turun dari sepedaku, kam...

My Acne Story

Hai semua, langsung aja ya aku mau share ke kalian skin care aku selama ini. Fyi, semenjak SMP kelas 3 aku sudah kena masalah kulit yaitu jerawat, walaupun masih kecil-kecil jadi gak begitu ganggu makanya aku biarin aja, nah baru deh SMA baru kotar katir kebingungan hehe. Ini foto waktu awal Februari 2018, jerawat lagi parah parahnya. Jerawatnya besar, merah, meradang, lama banget kempesnya, dan waktu kempes jadi item banget. Jelek gitu ish. Sudah lumayan banyak produk yang sudah aku pakai dan hasilnya kurang memuaskan :( dan akhirnya di akhir tahun 2018 akhirnya kulitku bisa sangat jauh mendingan dan jerawat cuman muncul saat lagi menjelang haid atau lagi stress berat, itupun cuman 1 atau 2. Trus sekarang aku pakai apa aja untuk merawat wajah unyuku ini? Pagi hari, biasanya aku langsung minum air putih segelas biar bener bener bangun, trus kalau misalnya hari sabtu atau hari libur atau misalnya ga ngapa ngapain seharian, biasanya aku gak cuci muka pakai sabun, bila...

Hujan Bintang

Suatu hari yang dingin, seorang gadis kecil berjalan sendirian, sambil makan sepotong roti. Seorang wanita tua mendekatinya dan memninta sedikit makanannya. Tanpa ragu, gadis kecil itu memberikan semua sisa rotinya. "Ambil saja.", katanya dan terus pergi. Tidak lama kemudian, gadis itu bertemu anak lelaki kecil yang memegangi kepalanya dan menangis. "Ada apa?", tanyanya. "Aku kedinginan, sangat kedinginan," tangis anak lelaki itu. "Aku tidak punya penutup kepala." Jadi gadis itu emmberinya selendang untuk membungkus kepalanya. Sedikit lebih jauh lagi, ia bertemu gadis kecil alinnya bahkan tidak memakai jaket, jadi ia memberikan jaket yang dipakainya,  Lalu ia memberi gaunnya pada gadis lain yang tidak punya, dan ia terus berjalan tanpa bagju.  Akhirnya ia hanya memakai pakaian dalamnya. Tapi kemudian gadis miskin lain datang padanya  dan berkata: "kau selalu bisa pulang kerumah yang hangat.  Aku tidak punya apa apa untuk menghangatkan...