Skip to main content

Unpopular ...


Aku Rahajeng. Aku tinggal di kota kecil nan sumuk luarbiasa di provinsi Jawa Timur. Hal yang membuat kota ini sumuk adalah kawasannya yang dekat sekali dengan pantai.
Salah satu pantai terkenal kami itu pantai Sine, tempat matahari muncul malu malu dari timur.
Tapi aku nggak bakal bahas tentang kota yang sedang aku tinggali saat ini. Aku akan bahas tentang kehidupanku, selama di Sekolah Menengah Pertama.

Sebenarnya aku pengen banget sekolah di Jakarta, kalau bisa yang dekat dengan kawasan syuting film atau sinetron. Numpang ngartis, begitu sebutannya. Tapi memang, untuk remaja cewek kayak aku sekarang, Kepopuleran Hampir Adalah Segalanya. Kamu nggak bakal bisa hidup tenang tanpa kepopuleran.

Kalau mau ke kamar mandi, berdua gandengan, ngadep ke bu guru/ pak guru, ijin ke kamar mandi, di jalan ngobrol ngobrol, abis di kamar mandi gitu kadang nggak ngapa ngapain, trus balik deh ke kelas.
Kalau aku sih nggak kayak gitu, aku lebih suka sendirian ke kamar mandi daripada harus ditemani. Heloww, umurku udah 13 seperempat sekarang, masak mau ke kamar mandi aja harus ditemenin.
Tapi anehnya nih, pendapatku ini malah dinilai negatif sama guru guruku. Kayak misalnya:
"Bu, saya ijin ke kamar mandi ...", kataku, setelah bangkit dari kursiku yang sempit di pojok depan kiri kelas.
Ibu guru yang ada di depanku menghentikan pekerjaannya, "sendirian?? nggak boleh, nggak boleh ..."
Aku sempat heran saat itu. Aku tanya kenapa dan jawabannya adalah, "ajak temanmu."

Sejak saat itu, aku nggak mau buang air di sekolah. Kalau bisa aku tahan sampai pulang sekolah, tapi kalau nggak aku curi curi waktu saat jamkos atau jam istirahat. Fyuh ...

Pengalaman di atas adalah pengalaman saat aku masih kelas 7 smp, atau masih unyu unyunya, masih polos, dan nggak tau apa itu arti dari kepopuleran.
Baru waktu aku kelas 8, saat pihak sekolah mewajibkan setiap murid ikut ektrakulikuler dan organisasi organisasi. Aku pilih PMR, dan ikut jurnalistik di sekolah.
Aku bisa dibilang pintar dari pada teman temanku, tapi saat aku lihat seorang cewek keturunan tionghoa, putih banget, sipit, dan mancung; sedang ngobrol asyik dengan cowok yang ngguanteng luarbiasa. Saya nggak bisa menyebutkan namanya, yang pasti aku sudah suka dia pertama kali bertemu.
Cewek itu kenalanku waktu SD, kita sekelas. Tapi sumpah deh, aku jarang banget ngobrol sama dia. Aku pikir, buat apa sih ngobrol yang nggak penting? Diam adalah Emas, ya kan?
Tapi waktu itu aku memberanikan diri ikut bergabung dengan mereka. Aku sapa cewek itu, tapi dia nggak nanggepin. Mungkin waktu itu dia lagi ngobrol sama si cowok itu, jadi aku tunggu aja.

Tapi, hal itu berlangsung terus saat dia ninggalin ruangan itu. Aku ngerasa kayak dicuekin. Dan sejak itulah aku ngerasa nggak enak hati.
Di kelas 8 pastinya aku punya adik kelas, dong?
Jadi aku jalan jalan ke depan kelas anak anak kelas 7 bareng kenalan cewekku. Dia pengen ke UKS, dan karna aku ini PMR jadi aku rela nganterin dia.
Inilah yang buat aku ngerti arti kepopuleran.

Dia (kenalan cewekku) disoraki habis habisan saat berjalan di depan sebuah kelas, nah si cewek ini nih, malah nutup mukanya dan segera berlari.
"Apa sihh ...", rengeknya mempercepat larinya. Sempat aku bingung pada saat itu sebenarnya dia sakit apa nggak sih?
Tinggal aku sendirian di lorong itu, karna jalanku yang lambat. Aku pikir aku juga bakal disorakin kayak dia. Tapi nggak, semua murid di sana langsung diem seketika saat aku yang melewati mereka.
Sungguh, aku iri dengan cewek itu.
Kupercepat langkahku dan kupanggil dia ...
Aku tanya gimana caranya bisa kenal semua adik kelas dalam tempo waktu hanya 2 bulan? (saat itu aku baru naik kelas). Dia nggak ngejawab, cuman tersenyum penuh kesombongan.

Muali saat itu aku cari cari informasi sebanyak mungkin, mulai dari kenalan kenalanku, dari internet, sampai aku nekat bertanya aoda guru guru.
Dan menurut jawaban mereka, aku nulis beberapa yang menurutku akan berhasil ..

1. Tunjukkan prestasimu.
Aku pernah melakukan ini sebelumnya. Pada waktu itu aku sempat buat naskah sebanyak hampir 20 lembar, dan itu aku selesaikan secara mendadak karena memang tugasnya baru diumumkan sehari sebelumnya. Apalagi pada saat itu aku sedang sakit parah. Aku di rumah sakit pada saat itu, tapi untung aku bawa laptop, jadi aku kerjakan disana. Keesokan harinya dokter udah ngebolehin aku buat pulang, udah boleh sekolah. Jadi dengan seneng aku pamerin karyaku ke kelompok dramaku.
Dan inilah yang bikin aku tambah galo ...
Tanpa sepengetahuanku, seorang cewek pada hari itu juga membawa naskah drama. Aku bilang kalau aku juga sudah buat, dan menurut kelompokku punyaku lebih bagus. Tapi kemudian cewek itu marah marah nggak karu karuan. Naskah dramanya dirobek sampai kecil kecil.
Aku bisa apa? Jadi aku biarkan kelompokku memakai naskah tersebut.
Didalam naskah tersebut juga, peranku sangat sedikit. Hanya ada sekitar 4 kalimat yang aku ucapkan di panggung. Jadi aku pikir cara ini nggak berhasil.

2. Be pede, be humoris 
Ini adalah cara yang paling aku sukai sekaligus aku benci. Aku suka karna memang benar diriku hampir mendekati humoris, aku suka bercanda (dengan keluargaku selama ini), dan suka memberi kata kata lucu. Aku pikir ini akan berhasil.
Aku kala itu berdiri di tengah tengah teman temanku. Aku bilang aku bakal bikin cerita lucu. Baru sedikit yang nanggepin aku. Dan aku mulai menjadi humoris saat itu.
Lama kelamaan banyak yang suka denganku, itu bagus sekali. Aku pikir saat itu aku berhasil jadi populer, dikenal banyak sekali orang.
Tapi nggak setelah aku nguping pembicaaraan teman temanku.
Kalimat kalimat tak senonoh tentang diriku dilontarkan begitu saja.
"Ajeng itu gila ... kebangeten ..", kata mereka.
Aku yang saat itu berekspresi biasa saja tanya ke merka, "hayo .. rasan rasan .."
"Aku lo ndak nggrasani awakmu ..."
"Mek ngelek ngelekne .."

Ok, biar aku terjemahin ...
"Hayo .. ngomongin roang di belakang ..."
"Aku lo nggak ngomongin kamu"
"Cuman jelek jelekin kamu "
Mereka pikir itu lelucon yang bagus. Tapi dari hatiku yang paling dalam, aku sakit. So, cara ini sama sekali nggak berhasil

Dan cara terakhir
3. Jadilah liar
Maksud dari tulisan di atas sebenarnya adalah. Jadilah anak yang supernakal, kemudian saat semua orang tau kalau kamu itu nakal, berbuatlah suatu kebaikan, sekecil apapun. Maka, jeng jeng ... selamat kamu adalah superstar sekarang.

Sebenarnya ini adalah cara yang paling ampuh. Tapi saat seorang temanku mengetahui hal ini. Dengan sok suci dia berkata, "jangan lo jeng .. itu nggak baik, dosa lo ..."
Dan kesalahan terbesarku saat itu adalah aku mengoloknya, membantah ucapannya," jangan sok suci deh."
Aku marah marah saat itu. Untung saja hanya ada kami berdua di ruangan itu. Tapi sampai sekarang aku masih nggak enak sama dia, aku selalu minta maaf kalo berpapasan dengan dia.

Jadi dari ketiga cara diatas membuktikan kalau inilah aku, bukan seorang pencari teman yang baik.

Aku putus asa sejak kejadian tersebut. Sampai akhirnya aku menemukan duniaku, dunia menulis.
Sebenarnya aku sudah suka menulis dari SD, bahkan Teka ... tapi aku benar benar merasa sedang menuangkan imajinasiku saat aku bertemu dengan teman teman sesama penulis. Mbak Bella, yang pertama kalinya mengenalkanku pada yang namanya FF (fanfiction), kemudian aku kenal mbak Maria, yang membawaku masuk ke Westlife Author.

Disana aku banyak belajar. Bagaimana cara menulis yang baik dan benar. Bahkan sampai sekarang entah sudah berapa tulisan yang aku baca dari mereka.
Jadi sekarang aku nggak ngerasa sepi lagi, unpopular itu bukan masalah. 
Aku bisa berbicara panjang lebar di sebuah kertas. Apalagi saat aku dihadapkan di komputer, wah bisa lupa waktu.

Ngapain kalian harus jadi ular berkepala dua? Deket sama seseorang yang punya musuh, membela bela keduanya. Bersikap baik di hadapan mereka berdua. 
Janganjadi naif deh, jadi dirimu sendiri. Nggak usah pakek susuk atau ramuan penambah teman. Followers banyak atau teman di facebook banyak. Syukuri aja apa yang Tuhan berikan, jangan jadikan beban. Bikin hidupmu ini penuh warna. bukan karna teman yang banyak atau apalah itu ...

Jadi menurutku sekarang, setelah serangkaian peristiwa yang aku alami, popularitas ... bukanlah segalanya.

Comments

Popular posts from this blog

Tragedi Duaratus Rupiah

Minggu, 25 November 2012 Kalau bukan karena Fani yang ajak aku ke bioskop satu satunya di kotaku, mungkin aku ngga bakal jantungan cuman gara gara uang koin. Waktu itu musim hujan, walau tidak hujan, awan hitam bagai atap rumah dunia, pekat sekali. Dan bikin aku sukses mandi keringat, belum lagi aku harus mengayuh sepedah beserta beban seorang Fani di belakang, sudah begitu jarak antara rumah dan bioskop kurang lebih, hhmm... yah sekitar dua kilometer.  Sampai ditengah jalan, atau lebih tepatnya seperempat perjalanan, aku baru ingat sesuatu, ini hari Minggu kan?? Nah, masalahnya jalan raya persis depan gedung bioskop ditutup, karena seperti biasa H**da mengadakan event balap motor di area tersebut. Ngga mau nyerah, aku masih lanjut kesana, walau sambil mikir sih.  Ta daaa!! Sampailah kami pada ujung jalan yang tertutup banner idiot yang kebalik tulisannya. Kurang lebih isinya adalah tiket masuk nonton balapan. Setelah (akhirnya) Fani turun dari sepedaku, kam...

My Acne Story

Hai semua, langsung aja ya aku mau share ke kalian skin care aku selama ini. Fyi, semenjak SMP kelas 3 aku sudah kena masalah kulit yaitu jerawat, walaupun masih kecil-kecil jadi gak begitu ganggu makanya aku biarin aja, nah baru deh SMA baru kotar katir kebingungan hehe. Ini foto waktu awal Februari 2018, jerawat lagi parah parahnya. Jerawatnya besar, merah, meradang, lama banget kempesnya, dan waktu kempes jadi item banget. Jelek gitu ish. Sudah lumayan banyak produk yang sudah aku pakai dan hasilnya kurang memuaskan :( dan akhirnya di akhir tahun 2018 akhirnya kulitku bisa sangat jauh mendingan dan jerawat cuman muncul saat lagi menjelang haid atau lagi stress berat, itupun cuman 1 atau 2. Trus sekarang aku pakai apa aja untuk merawat wajah unyuku ini? Pagi hari, biasanya aku langsung minum air putih segelas biar bener bener bangun, trus kalau misalnya hari sabtu atau hari libur atau misalnya ga ngapa ngapain seharian, biasanya aku gak cuci muka pakai sabun, bila...

Hujan Bintang

Suatu hari yang dingin, seorang gadis kecil berjalan sendirian, sambil makan sepotong roti. Seorang wanita tua mendekatinya dan memninta sedikit makanannya. Tanpa ragu, gadis kecil itu memberikan semua sisa rotinya. "Ambil saja.", katanya dan terus pergi. Tidak lama kemudian, gadis itu bertemu anak lelaki kecil yang memegangi kepalanya dan menangis. "Ada apa?", tanyanya. "Aku kedinginan, sangat kedinginan," tangis anak lelaki itu. "Aku tidak punya penutup kepala." Jadi gadis itu emmberinya selendang untuk membungkus kepalanya. Sedikit lebih jauh lagi, ia bertemu gadis kecil alinnya bahkan tidak memakai jaket, jadi ia memberikan jaket yang dipakainya,  Lalu ia memberi gaunnya pada gadis lain yang tidak punya, dan ia terus berjalan tanpa bagju.  Akhirnya ia hanya memakai pakaian dalamnya. Tapi kemudian gadis miskin lain datang padanya  dan berkata: "kau selalu bisa pulang kerumah yang hangat.  Aku tidak punya apa apa untuk menghangatkan...