Skip to main content

Suck Bagung!


     Rintik rintik air hujan masih menetes deras di atas atap rumahku, dengan beralaskan kasur empuk dan KTT ku bersama Mark. Jam di dinding masih menunjukkan hari masih siang, tapi langit di luar sangat gelap gulita. Dengan rasa malas sedunia aku bangkit dan duduk di depan komputer.

     Awalnya sih aku ingin mengerjakan tugas dari guru TIK-ku Pak Chabib. Editing Blog! Fyuh, blog-ku memang rada error, entah mengapa koneksinya lambat sekali. Aku jadi bingung mana yang harus disalahkan, blognya, atau modemnya?

     Kubuka blog yang kubuat lebih dari setahun yang lalu, masih hancur hancuran, seperti dulu. 

     Dan tiba tiba ....
     Tingting! Pesan dari sahabat terbaikku sepanjang masa, Fani. 
     "Cut, besok sore kamu apa ada acara?"

     Dan karena pulsa yang tinggal Rp.8, akhirnya dengan terpaksa aku ngga bales sms-nya. I'm sorry Fani!!
     Tapi sepertinya cewek satu ini ngga menyerah, dan dia kirim pesan lagi
     "Ngga punya pulsa ya? Kalo ngga ada acara besok diajak bakar bakaran sama Arum jam 5 sore. Kamu bisa ngga? Jawab di fb aja ya. Ntar keluarnya dari gangnya arum bareng aku, besok kan aku dianter."

     Wae? Wah, minggu minggu ngga ada acara, bakar bakar? Kayaknya seru tuh, langsung kubuka situs terhebat sepanjang masa, Facebook! Ya Tuhan. Terimakasih Mark Zuckerberg, you're the great man! Love you!
     Setelah lihat pemberitahuan yang lumayan banyak (maklum fans ku kan banyak), Fani titip pesannya di catatan fb-ku.
     "Cut, besok jadi ngga?", tulisnya.

     "Ngga ngerti juga ya, aku ngga tau rumahnya Arum ... ", jawabku, memang benar, Arum bukan teman dekatku, bahkan kami tidak satu sekolah, hanya teman waktu SD, itupun tak terlalu akrab. Tapi mungkin dengan bakar bakaran ini, aku bakal dapet temen deket. Yippi!

     "Dirumahku aja dulu, jam empat, bisa ngga?", langsung buru buru kulihat jam, masih jam setengah tiga. Aman. "ok", balasku mengakhiri percakapan kami.

     Detik demi detik kutunggu hingga akhirnya jam menunjukkan angka empat. Time to go to Fani's House!
     KUlihat cuaca di luar, gerimis, halah cuman gerimis kan? Dan siuuuuu..... sepeda bututku membawaku ke tempat Fani berada.

     "Yuk Fan.", ucapku ngga sabaran. Tapi aku ngga yakin dia bakalan berangkat saat itu, soalnya dia masih pakai boxer :/

     "Hujan tuh.", katanya mengkagetkan KTT ku. Whaaat??? Gimana bisa hujan ya, oh ya tadi kan gerimis.
     Ku cek cuaca di luar. Oh My God! Ini mah bukan hujan lagi, INI BADAI!!
Gimana ngga? Anginnya berhembus sangat kencang, petir terus terusan buat aku jantungan, dan MATI LAMPU!

     Aku disini, duduk di kasur, dirumah orang lain, dalam keadaan mati lampu. Tenang, itulah yang kupikirkan, aku masih dapat jagung (atau mungkin yang dibakar ayam) gratis dari Arum. Bahkan, aku masih harus bersyukur, karna Fani yang baik hati memberikanku semangkuk mie panas kesukaanku. Tapi kayaknya aku harus lebih bersyukur lagi.

     Fani bilang mobilnya Arum (yang rencananya mau buat ngater kita) dicegat pohon pohon ambruk di sekitar jalan. Dan you know, bakaran dibatalakn!
Oke, sip, aku terjebak di sini.
     Fani bilang padaku kalau Arum minta maaf. Tenang Arum! aku sudah memaafkanmu sejak awal. Hehehe, love you muacch *iuh

     Hujan mulai reda, saat jam menunjukkan angka tujuh. Dan karena kondisi banjir yang lumayan membuat orang menjadi gila, akupun diantar, pakai motor *cihuyyyy*
Tak ada lagi kedinginan di tengah jalan dengan sepeda yang belum ditambal!

     Tak sampai rumahku, aku minta turun. Kenapa? Tau sendirikan, rumahku itu wilayah pedalaman, kalau ada hujan deras, pasti banjir. Dan aku memilih jalan kaki, daripada membuat motornya jadi Mogok.

     Kedinginan, terjebak, basah, dan flu. Itulah yang kudapat hari ini ....

     Thanks Fani, kau berhasil buat pengalaman mengesankan dalam hidupku!
     Sekian pengalaman ku saat hujan melanda, how 'bout you? Rainaphobia ... ??

Comments

Popular posts from this blog

Tragedi Duaratus Rupiah

Minggu, 25 November 2012 Kalau bukan karena Fani yang ajak aku ke bioskop satu satunya di kotaku, mungkin aku ngga bakal jantungan cuman gara gara uang koin. Waktu itu musim hujan, walau tidak hujan, awan hitam bagai atap rumah dunia, pekat sekali. Dan bikin aku sukses mandi keringat, belum lagi aku harus mengayuh sepedah beserta beban seorang Fani di belakang, sudah begitu jarak antara rumah dan bioskop kurang lebih, hhmm... yah sekitar dua kilometer.  Sampai ditengah jalan, atau lebih tepatnya seperempat perjalanan, aku baru ingat sesuatu, ini hari Minggu kan?? Nah, masalahnya jalan raya persis depan gedung bioskop ditutup, karena seperti biasa H**da mengadakan event balap motor di area tersebut. Ngga mau nyerah, aku masih lanjut kesana, walau sambil mikir sih.  Ta daaa!! Sampailah kami pada ujung jalan yang tertutup banner idiot yang kebalik tulisannya. Kurang lebih isinya adalah tiket masuk nonton balapan. Setelah (akhirnya) Fani turun dari sepedaku, kam...

My Acne Story

Hai semua, langsung aja ya aku mau share ke kalian skin care aku selama ini. Fyi, semenjak SMP kelas 3 aku sudah kena masalah kulit yaitu jerawat, walaupun masih kecil-kecil jadi gak begitu ganggu makanya aku biarin aja, nah baru deh SMA baru kotar katir kebingungan hehe. Ini foto waktu awal Februari 2018, jerawat lagi parah parahnya. Jerawatnya besar, merah, meradang, lama banget kempesnya, dan waktu kempes jadi item banget. Jelek gitu ish. Sudah lumayan banyak produk yang sudah aku pakai dan hasilnya kurang memuaskan :( dan akhirnya di akhir tahun 2018 akhirnya kulitku bisa sangat jauh mendingan dan jerawat cuman muncul saat lagi menjelang haid atau lagi stress berat, itupun cuman 1 atau 2. Trus sekarang aku pakai apa aja untuk merawat wajah unyuku ini? Pagi hari, biasanya aku langsung minum air putih segelas biar bener bener bangun, trus kalau misalnya hari sabtu atau hari libur atau misalnya ga ngapa ngapain seharian, biasanya aku gak cuci muka pakai sabun, bila...

Hujan Bintang

Suatu hari yang dingin, seorang gadis kecil berjalan sendirian, sambil makan sepotong roti. Seorang wanita tua mendekatinya dan memninta sedikit makanannya. Tanpa ragu, gadis kecil itu memberikan semua sisa rotinya. "Ambil saja.", katanya dan terus pergi. Tidak lama kemudian, gadis itu bertemu anak lelaki kecil yang memegangi kepalanya dan menangis. "Ada apa?", tanyanya. "Aku kedinginan, sangat kedinginan," tangis anak lelaki itu. "Aku tidak punya penutup kepala." Jadi gadis itu emmberinya selendang untuk membungkus kepalanya. Sedikit lebih jauh lagi, ia bertemu gadis kecil alinnya bahkan tidak memakai jaket, jadi ia memberikan jaket yang dipakainya,  Lalu ia memberi gaunnya pada gadis lain yang tidak punya, dan ia terus berjalan tanpa bagju.  Akhirnya ia hanya memakai pakaian dalamnya. Tapi kemudian gadis miskin lain datang padanya  dan berkata: "kau selalu bisa pulang kerumah yang hangat.  Aku tidak punya apa apa untuk menghangatkan...