Skip to main content

Fool Again (part 2)


Setelah sampai disebuat tanah lapang dengan tenda raksasa ditengah tengah banyak mobil, Kian langsung diberi aba aba untuk mendapatkan sedikit pelajaran.


Pelajaran pertama adalah apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Semua peserta diberi lembaran setebal 13 halaman tentang pelajaran pertama itu, banyak orag orang disamping Kian yang mengeluh.


“Lima jam lebih perjalanan kesini, dan aku menghabiskan seluruh masa istirahatku untuk belajar.”, bisik salah satu peserta disamping Kian.

“Lebih baik, dari pada kau terjebak dalam kapal itu selamanya.”, jawab Kian sambil berbisik juga.“Ohoho, jangan sok rajin deh, pasti kamu juga capek, btw aku Nicky, Aku dari Jakarta, kamu?”“Aku Kian, dari Jakarta juga, aku suka meneliti gitu, makanya aku semangat banget.”“Aku sebenernya juga semangat kesini itu, soalnya ada mereka.”, kata Nicky sambil menunjuk sekumpulan gadis gadis aduhai dengan rok mini dan rambut hitam panjang yang diikat.


Kian hanya bisa melongo, saat menyadari salah satu dari gerombolan para gadis itu adalah Jodi!


“Tuh, liat, kamu juga terpana kan, nah itu yang pake baju biru itu pacarku.”, kata Nicky sambil menunjuk gadis di samping Jodi.Kian tetap diam, dan matanya tetap tertuju pada Jodi. Ayo kesana, sapa Jodi!, kata naluri Kian. Jangan dulu, kagetin dia ntar waktu di gua. Sekarang aja. Ngga, nanti aja.


Pikiran pikiran naluri Kian mulai berdemo di pikirannya, tapi pikiran itu buyar setelah Nicky menyemburkan susu manis yang sudah ada di mulut Nicky selama beberapa detik.“Iuuuhh… jijik”, desis Kian.“Lagian sih, makanya ada orang ngomong tuh didengerin.”“Iya deh iya.” Setelah 7 jam nonstop belajar tentang cara cara meneliti di gua itu. Semua anggota diberi waktu berbenah beberapa jam. Kian yang sudah lelah duduk langsung pergi ke tenda yang sudah disediakan untuknya.


Ada 4 kasur yang disediakan disana, masing masing diberi sebuah antal kecil dan selimut yang sudah sedikit usang.


“Bener kan aku ngomong apa… aku nyesel ikut program ini.”, tiba tiba seseorang muncul dari belakang lehernya.

“Nicky… kamu juga disini?”

“oh, ngga ntar aku tidurnya di mobil.”

“ohh,, ngga dingin yah disana.”

“Aduh, otak kamu mana sih, ya jelas lah aku tidur disini, sama kamu, awas jangan pakai selimutku.”, jelas Nicky, langsung melempar tasnya yang kelihatan superberat ke kasur yang keras.

“Haaaaiiii…!!!”, sapa Salma, pacar Nicky. 

Salma langsung duduk di dekat Nicky dan langsung mencium bibirnya singkat.“iuhh…”, desis Kian.

“Cari tempat sana, jangan disini, hush hush.”, tambah Kian.

“Temen kamu pelit, pindah yuk Ky.”, kata gadis berbaju biru itu sambil menarik tangan Nicky.“Aku pergi dulu ya bro, jangan dikangenin, bye.”

“Emang sapa yang mau ngangenin kamu.’, bisik Kian selepas Nicky dan ‘pacarnya’ pergi.Sementara Kian sibuk berbenah, pengumuman lisan remang remang terdengar oleh Kian. Pengumuman tak penting, bisik Kian. Setelah istirahat beberapa jam, semua peserta berkumpul di depan gua, tak terkecuali Jodi yang hanya berjarak 5 meter dari tempat Kian berdiri saat ini.


Dengan sedikit gemetar Kian mulai mendekati Jodi, semakin dekat, semakin dekat, dan tinggal beberapa langkah lagi, ayooo…

“Pengumuman bagi semua peserta perempuan silahkan masuk dulu ke gua, ikuti pemandu kalian Ibu Rustri.”Daaannn Jodi akhirnya pergi. Padahal tinggal beberapa langkah lagi, pikir Kian.

Apa boleh buat. Stelah beberapa menit para gadis masuk ke dalam gua, giliran laki laki yang masuk beserta pemandu mereka, bapak Seth.

Mulut gua itu sangat lah lebar, cukup untuk 50 orang jika merentangkan tangan disana. Makin dalam makin menyempit. dan tugas mereka adalah mencari sumber sumber mata air, benda langka, atau apapun yang tidak pernah diketahui oleh mereka.

Grup Seth berada di atas gua, sedangkan Grup Rustri berada di bawah. Jadi, Kian masih bisa melihat Jodi dari bawah.

Stop, eaaa Kian ada apa sama Jodi, diikutin mulu, mau tau mau tau?? liat part selanjutnya yah,, komen ditunggu, share kalo suka, kritik kalo ngga suka, akhir kata makasih udah baca enjoy yah :D


Comments

Popular posts from this blog

Tragedi Duaratus Rupiah

Minggu, 25 November 2012 Kalau bukan karena Fani yang ajak aku ke bioskop satu satunya di kotaku, mungkin aku ngga bakal jantungan cuman gara gara uang koin. Waktu itu musim hujan, walau tidak hujan, awan hitam bagai atap rumah dunia, pekat sekali. Dan bikin aku sukses mandi keringat, belum lagi aku harus mengayuh sepedah beserta beban seorang Fani di belakang, sudah begitu jarak antara rumah dan bioskop kurang lebih, hhmm... yah sekitar dua kilometer.  Sampai ditengah jalan, atau lebih tepatnya seperempat perjalanan, aku baru ingat sesuatu, ini hari Minggu kan?? Nah, masalahnya jalan raya persis depan gedung bioskop ditutup, karena seperti biasa H**da mengadakan event balap motor di area tersebut. Ngga mau nyerah, aku masih lanjut kesana, walau sambil mikir sih.  Ta daaa!! Sampailah kami pada ujung jalan yang tertutup banner idiot yang kebalik tulisannya. Kurang lebih isinya adalah tiket masuk nonton balapan. Setelah (akhirnya) Fani turun dari sepedaku, kam...

My Acne Story

Hai semua, langsung aja ya aku mau share ke kalian skin care aku selama ini. Fyi, semenjak SMP kelas 3 aku sudah kena masalah kulit yaitu jerawat, walaupun masih kecil-kecil jadi gak begitu ganggu makanya aku biarin aja, nah baru deh SMA baru kotar katir kebingungan hehe. Ini foto waktu awal Februari 2018, jerawat lagi parah parahnya. Jerawatnya besar, merah, meradang, lama banget kempesnya, dan waktu kempes jadi item banget. Jelek gitu ish. Sudah lumayan banyak produk yang sudah aku pakai dan hasilnya kurang memuaskan :( dan akhirnya di akhir tahun 2018 akhirnya kulitku bisa sangat jauh mendingan dan jerawat cuman muncul saat lagi menjelang haid atau lagi stress berat, itupun cuman 1 atau 2. Trus sekarang aku pakai apa aja untuk merawat wajah unyuku ini? Pagi hari, biasanya aku langsung minum air putih segelas biar bener bener bangun, trus kalau misalnya hari sabtu atau hari libur atau misalnya ga ngapa ngapain seharian, biasanya aku gak cuci muka pakai sabun, bila...

Hujan Bintang

Suatu hari yang dingin, seorang gadis kecil berjalan sendirian, sambil makan sepotong roti. Seorang wanita tua mendekatinya dan memninta sedikit makanannya. Tanpa ragu, gadis kecil itu memberikan semua sisa rotinya. "Ambil saja.", katanya dan terus pergi. Tidak lama kemudian, gadis itu bertemu anak lelaki kecil yang memegangi kepalanya dan menangis. "Ada apa?", tanyanya. "Aku kedinginan, sangat kedinginan," tangis anak lelaki itu. "Aku tidak punya penutup kepala." Jadi gadis itu emmberinya selendang untuk membungkus kepalanya. Sedikit lebih jauh lagi, ia bertemu gadis kecil alinnya bahkan tidak memakai jaket, jadi ia memberikan jaket yang dipakainya,  Lalu ia memberi gaunnya pada gadis lain yang tidak punya, dan ia terus berjalan tanpa bagju.  Akhirnya ia hanya memakai pakaian dalamnya. Tapi kemudian gadis miskin lain datang padanya  dan berkata: "kau selalu bisa pulang kerumah yang hangat.  Aku tidak punya apa apa untuk menghangatkan...